PENDEKATAN KETERAMPILAN SAINS
TEKNOLOGI MASYARAKAT DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Pendidikan IPA di Sekolah Dasar
Dosen: Suci Utami Putri,
M.Pd.
Disusun
oleh :
Ai Sukarsih
Asri Puspa Handayani
Fitri Soulfiah
Leny Ernawati
Nurhasan Wirayuda
Rizki Safitri Romadi
Santi Apriyanti
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
PROGRAM
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KAMPUS
PURWAKARTA
SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT
I.
Pengertian Sains Teknologi
Masyarakat (STM)
Secara etimologi, kata teknologi
berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu kata techne dan logos. Techne artinya seni (art) atau keterampilan,
logos artinya kata-kata yang
terorganisasi atau wacana ilmiah yang mempunyai makna (poedjiadi, 1987:
19). Fischer (1975) dalam Alit (1994) memberikan definisi bahwa teknologi
merupakan keseluruhan upaya yang dilakukan masyarakat dalam mengadakan benda
untuk memperoleh kenyamanan dan keamanan bagi diri manusia itu sendiri.
Poedjiadi (1987: 18) menyatakan
perkembangan teknologi dimulai dari usaha coba-coba atau trial and error,
kemudian mulai abad ke- 18 perkembangan teknologi memerlukan dukungan teori dan
penemuan sains untuk melandasi pengetahuan praktisnya.
Menurut pernyataan Amien (1992: 20) tujuan
pendidikan sains abad 21 antara lain: harus tanggap terhadap kondisi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masa sekarang dan masa yang akan
datang dan masalah-masalah sosial yang timbul dari isu-isu sosial. Sedangkan
menurut Hidayat (1992: 15) untuk pendidikan sains 2000 hendaknya ditujukan pada
pengembangan-pengembangan individu yang melek sains, mengerti bahwa sains
teknologi dan masyarakat saling mempengaruhi dan saling bergantung, mampu
mempergunakan pengetahuannya dalam membuat keputusan-keputusan yang tepat dalam
kehidupan sehari-hari.
Beberapa istilah telah dikemukakan
oleh para pendidik atau praktisi pendidikan yakni Science-Technology-Society
(S-T-S) yang diterjemahkan dengan Sains-Teknologi-Masyarakat (S-T-M atau
SATEMAS), Science-Environment-Technology (SET) dan
Sceince-Environment-Technology-Society (SETS) yang intinya sebenarnya sama.
Istilah S-T-S untuk pertama kali
diciptakan oleh John Ziman dalam bukunya ”Teaching and Learning About Science
and Society” (1980 dalam Hidayat 1996). Ziman
dalam bukunya mencoba mengungkapkan bahwa konsep-konsep dan proses-proses sains
seharusnya sesuai dengan kehidupan siswa sehari-hari.
Sains
teknologi masyarakat (STM) yang diterjemahkan dari akronim bahasa Inggris STS
(Science-technology-society) adalah sebuah gerakan pembaharuan dalam pendidikan
IPA. Pembaharuan ini menjadi bagian yang penting dalam pengembangan
pembelajaran di era sekarang ini. Pandangan terebut senada dengan pendapat NC
State University (2006), bahwa STM merupakan an interdisciplinary field of
study that seeks to explore a understand the many ways that science and
technology shape culture, values, and institution, and how such factors shape
science and technology. STM dengan demikian adalah sebuah pendekatan yang
dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana sains dan teknologi masuk dan merubah
proses-proses sosial di masyarakat, dan bagaimana situasi social mempengaruhi
perkembangan sains dan teknologi.
Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan terjemahan dari
Science Teknologi-Society (STS), yaitu suatu usaha untuk menyajikan IPA dengan
mempergunakan masalah-masalah didunia nyata. Sains Teknologi Masyarakat adalah
suatu pendekatan yang mencangkup seluruh aspek pendidikan yaitu, topik masalah
yang akan dieksplorasi, strategi pembelajaran, evaluasi dan persiapan/kinerja
guru. Tujuan utama pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) ini adalah untuk
menghasilkan lulusan yang memepunyai bekal pengetahuan yang cukup, sehingga
mampu mengambil keputusan tentang masalah-masalah penting dalam masyarakat dan
dapat mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang di ambilnya
(Rumansyah dan Irhasyuarna, 2003).
Menurut Galib, L. M. (2002), bahwa pendekatan sains
teknologi masyarakat (STM) adalah belajar dan mengajarkan sains dan teknologi
dalam konteks pengalaman manusia. Pendekatan sains teknologi masyarakat cocok
untuk mengintegrasikan domain konsep, keterampilan proses, kreativitas, sikap,
nilai-nilai, penerapan dan keterkaitan antar bidang studi (kurikulum) dalam
pembelajaran dan penilaian pendidikan sains. Jadi pendekatan sains teknologi
masyarakat (STM) menekankan pada konteks pembelajaran dan beraneka ragam hasil
belajar.
Salah satu ciri utama pendekatan Sains Teknologi Masrakat
(STM) adalah mempelajari isi kurikulum dengan bertitik tolak dari masalah-masalah
yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari yang mengandung komponem sains
dan teknologi. Dengan kata lain, dalam pembelajaran biologi dengan pendekatan
STM, siswa berpartisipasi langsung dan pro-aktif dalam upaya pemecahan
masalah-masalah yang sedang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari (Galib, L. M.,
2002).
II. Karakteristik
Sains Teknologi Masyarakat
Program-program STS pada umumnya memiliki karakteristik atau
ciri sebagai berikut ( Yager, 1996 dalam hidayat 1996 )
- Identifikasi masalah-masalah setempat yang memiliki kepentingan dan dampak.
- Penggunaan sumber daya setempat ( manusia, benda, lingkungan ) untuk mencari informasi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah.
- Keikutsertaan yang aktif dari siswa dalam mencari informasi yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.
- Perpanjangan belajar diluar kelas dan sekolah.
- Fokus kepada dampak sains dan teknologi terhadap siswa.
- Suatu pandangan bahwa isi daripada sains bukan hanya konsep-konsep saja yang harus dikuasai siswa dalam tes.
- Penekanan pada keterampilan proses dimana siswa dapat menggunakan dalam memecahkan masalah.
- Penekanan pada kesadaran karir yang berkaitan dengan sains dan teknologi.
- Kesempatan bagi siswa untuk berperan sebagai warga negara dimana ia mencoba untuk memecahkan isu-isu yang telah diidentifikasikan.
- Identifikasi bagaimana sains dan teknologi berdampak dimasa depan.
- Kebebasan atau otonomi dalam proses belajar.
III. Komponen
STM
Sutamo,N(2009:
9.16-9.17) Pengajaran IPA dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi
Masyarakat (STM) hendaknya mengandung komponen-komponen sebagai berikut.
a. Strategi-strategi
yang berada untuk memberikan pemahaman yang nyata mengenai pola-pola penalaran
dan berpikir dari teman sebaya, orang dewasa dan para ahli.
b. Keterampilan-keterampilan
dalam menguji validasi argumen dan contoh-contoh yang tampaknya terdengar
seperti penalaran ilmiah yang membawa pada kesimpulan yang keliru.
c. Memotivasi
siswa untuk mengeksplorasi emosi dan nilai-nilai dalam hubungan data dengan
bukti-bukti khusus.
d. Penggunaan
studi lapangan, pembicara tamu, media info rmasi, film, dan kegiatan-kegiatan
siswa, debat, bermain peran dan simulasi.
Komponen-komponenyang
dievaluasi dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat
adalah sebagai berikut.
a. Teknik-teknik
non tradisional ( seperti open-ended assesment, assay, performance based
assesment, portfolio) untuk menilai keterampilan-keterampilan analitik dan
penalaran.
b. Teknik-teknik
yang mengembangkan kesadaran lebih jauh dan pemahaman masalah-masalah dan
pemecahan STM.
c. Instrumen
evaluasi untuk mengidentifikasi kemahan-kelemahan dalam panalaran siswa dan
kesenjangan dalam pemahaman untuk meningkatkan pengajaran dan kurikulum.
Yager et. Al, (1992) mengungkapkan bahwa dalam
pembelajaran STM terdapat 5 domain seperti domain konsep, proses, aplikasi,
kreativitas dan sikap.
·
Domain konsep
memfokuskan pada muatan sains yang meliputi fakta, informasi, hukum, prinsip,
penjelasan keberadaan sesauatu dan teori yang digunakan oleh saintis tujuannya
untuk dapat mengelompokkan alam yang teramati kedalam unit-unit yang teratur
untuk studi dan penjelasan hubungan antara konsep satu dengan yang lainnya.
·
Domain proses,
“ Science a Process Approach” mengemukaan ada 15 proses bagian saintis berpikir
dan bekerja yaitu: mengobservasi, menggunakan ruang atau waktu,
mengklasifikasi, mengelompokan, dan mengorganisasi, menggunakan bilangan,
mengkualifikasi, mengukur, mengkomunikasikan, menginfer, memprediksi,
mengendalikan, dan mengidentifikasikan
variabel, menginterpretasikan data, merumuskan hipotesis, memberikan definisi
secara operasional, dan melaksanakan
eksperimen.
·
Domain aplikasi
meliputi aplikasi konsep dan keterampilan dalam memecahkan masalah sehari-hari,
menggunakan proses ilmiah dalam memecahkan masalah yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari.
·
Domain kreativitif
meliputi penggabungan objek-objek dan ide-ide dalam cara-cara baru memecahkan
masalah dan teka-teki, menyarankan alasan-alasan yang mungkin menghasilkan ide-ide
yang tidak biasa, mendesain alat.
·
Domain sikap
meliputi pengembangan sikap positif terhadap sains dan diri sendiri,
pengembangan kepekaan dan rasa hormat terhadap perasaan orang lain,
mengekspresikan perasaan dengan cara-cara yang konstruktif. Karli,H (2002:29)
Poedjiadi.A(2005:131-131) Apabila ditinjau dari
tuntutan kurikulum 2004, penerapan model Sains Teknologi Masyarakat dalam
pembelajaran dapat mengembangkan keterampilan kognitif, keterampilan efektif
dan keterampilan psikomotor.
Adapun keenam ranah yang terlibat dalam model
pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dapat dirinci sebagai berikut.
1.
Konsep, fakta,
generalisasi, diambil dari bidang ilmu tertentu dan merupakan kekhasan
masing-masing bidang ilmu.
2.
Proses diartikan
dengan bagaimana proses memperoleh konsep atau bagaimana cara-cara memperoleh
konsep bidang ilmu tertentu. Kalangan filsafat ilmu menyebutnya dengan istilah
epistimologi ilmu.
3.
Kreativitas
mencakup lima perilaku individu, yakni:
a.
Kelancaran.
Perilaku ini merupakan kermampuan seseorang dalam menunjukan banyak ide untuk
menyelesaikan masalah-masalah.
b.
Fleksibilitas.
Seorang kreatif yang fleksibel mempu menghasilkan berbagai macam ide di luar
ide yang biasa dilakukan orang.
c.
Orginalitas.
Seseorang yang memiliki orginalitas dalam mencobakan suatu ide memiliki
kekhasan yang berbeda d.ibandingkan dengan individu lain.
d.
Elaborasi.
Seseorang yang memiliki kemampuan elaborasimampu menerapkan ide-ide secara
rinci.
e.
Sensitivitas.
Kemampuan kreatif terakhir ini adalah peka terhadap masalah atau situasi yang
ada dilingkungannya
4.
Aplikasi konsep
dalam kehidupan sehari-hari merupakan aplikasi yang lebih luas dari C-3 nya
Benyamin Bloom. Aplikasi ini merupakan “far transfer of learning”. Kemampuan
seseorang untuk melekukan transfer belajar adalah apabila ia dapat menggunakan
konsep-konsep yang telah dipelajari kedalam situasi lain, dan konsep yang telah
dipelajari itu merupakan konsep prasyarat. Kemampuan “far transfer of learning”
atau kemampuan mentransfer belajar diluar sekolahmerupakan kemampuan seseorang
mentransfer hasil belajar yang diperoleh di lingkungan sekolah ke dalam situasi
di masyarakat yang bersifat sangat kompleks.
5.
Sikap, yang
dalam hal ini mencakup menyadari kebesaran Tuhan, menghargai hasil penemuan
para ilmuan dan penemu produk teknologi, nemun menyadari kemungkinan adanya
dampak negatif produk teknologi, peduli terhadap masyarakat yang kurang
beruntung misalnya memiliki cacat fisik/mental, dan memelihara kelestarian
lingkungan. Menyadari adanya kekuasaan Tuhan justru membuat ilmuan menyadarai
keterbatasannya. Dengan demikkian apabila seseorang belum berhasil dalam
usahanya, maka ia tidak akan putus asa. Dengan penuh kesabarab dan ketekunan ia
akan melanjutkan usahanya apa yang ia harapkan dapat terlaksana.
6.
Cenderung untuk
ikut melaksanakan tidakan nyata apabila terjadi sesuatu dalam lingkungannya yang memerlukan peransertanya
IV. Tujuan
STM
Tujuan pendekatan STM
ini secara umum sebagaimana diungkapkan oleh Rusymansyah (2006: 3) dalam
Nurohman S. adalah agar para peserta didikmempunyai bekal pengetahuan yang
cukup sehingga ia mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah
dalam masyarakat dan sekaligus dapat mengambil tindakan sehubungan dengan
keputusan yang diambilnya. PENN STATE (2006:1) secara lebih terinci
merumuskan tujuan STM/ STS sebagai berikut :
1)
STS menyediakan jembatan antara ilmu dan seni liberal.
2)
STS mendorong komunikasi antara disiplin ilmu yang
beragam, maka siswa lebih dapat menghargai cara yang rumit di mana ilmu
pengetahuan, teknologi, dan masyarakat berinteraksi.
3)
STS kritis mengulas isu-isu seperti rekayasa genetika,
lingkungan, penyakit muncul, komputer dan internet, etika terapan, limbah
nuklir, dan pertanian internasional.
4)
STS memberikan siswa dengan dasar-dasar untuk
kewarganegaraan yang bertanggung jawab, dan keterampilan yang diperlukan untuk
berhasil dalam tempat kerja masa depan yang sangat kompetitif dan terus berubah
Sedangkan NC State
University (2006:1) dalam Nurohman S. menggariskan tujuan program
pembelajaran STM/STS sebagai berikut :
1) Membantu
siswa belajar beberapa cara alternatif berpikir dan melakukan penelitian yang
menjadi ciri Science inter disipliner, Teknologi &Masyarakat lapangan, dan untuk berhubungan
ini dengan keprihatinan manusia yang lebih besar
2) Aktifkan
mahasiswanya untuk mengeksplorasi topik yang kompleks STS dengan melihat mereka
dari berbagai perspektif dan dalam hubungan topik lainnya,
dan untuk mengintegrasikan informasi STS dan konsep dari berbagai
sumber
3) Memberikan
siswa dengan keterampilan dan sumber daya untuk mempelajari konsep-konsep kunci
STS, literatur, praktek, dan isu-isu untuk
mendorong belajar sepanjang hayat
Berdasarkan dua
pandangan tersebut, Nurohman S. menyederhanakan bahwa STM dikembangkan dengan
tujuan agar :
1) Peserta didik mampu menghubungkan
realitas sosial dengan topik pembelajaran di dalam kelas
2) Peserta didik mampu menggunakan
berbagai jalan/ perspektif untuk mensikapi berbagai isu/ situasi yang
berkembang di masyarakat berdasarkan pandangan ilmiah
3) Peserta didik mampu menjadikan
dirinya sebagai warga masyarakat yang memiliki tanggungjwab sosial.
Menurut Yager (dalam
Sutarno N., 2006: 9.16) tujuan pembelajaran STM adalah sebagai berikut:
a.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
membandingkan dan mengkontraskan sains dan teknologi serta menghargai bagimana
sains dan teknologi memberikan kontribusi pada pengetahuan dan pengaruh baru.
b.
Memberikan contoh-contoh dari masa lalu
dan sekarang mengenai perubahan-perubahan yang sangat besar dalam bidang sains
dan teknologi yang dibawa masyarakat, pertambahan ekonomi, dan proses-proses
politik.
c.
Memberikan/ menawarkan pandangan global
pada hubungan sains dan teknologi pada masyarakat, menunjukkan dampaknya pa da
pengembangan bangsa dan ekologi bumi.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas,
dapat disimpulkan bahwa STM memiliki tujuan sebagai berikut :
1.
Peserta
didik dapat mengetahui berbagai kemajuan teknologi di bidang sains dan
pengaruhnya terhadap dunia.
2.
Menjadikan
peserta didik sebagai warga masyarakat yang memiliki tanggung jawab sosial
serta turut berkontribusi dalam mengembangkan IPTEK sebagai hasil dari kreativitas
atau pemecahan sebuah permasalahan di lingkungan sosial.
3.
Peserta
didik mampu menyikapi berbagai isu-isu atau permasalahan yang ada di masyarakat
dengan berbagai alternatif pemikiran ilmiah.
V. Tahap-Tahap
Pembelajaran STM
Poedjiadi,
A (2005) menyatakan bahwa model STM adalah suatu pengetahuan interdisiplin yang melibatkan sains sebagai pengetahuan kealaman, teknologi yang menghasilkan produk yang digunakan oleh masyarakat dan kehidupan masyarakat dan termasuk kesejahteraannya. Masyarakat yang menggunakan produk teknologi perlu memiliki pemahaman mengenaisains yang dapat dijadikan bekal untuk memelihara produk teknologi agar selalu berfungsi dengan optimal dan dapat mengatasi kesulitan yang tidak terlalu besar ini dapat direalisasikan melalui siswa di sekolah atau melalui pendidikan non formal bagi masyarakat.
Adapun tahap-tahap dari pendekatan STM (Poedjiadi,
A, 2005) yaitu sebagai berikut:
1.
Tahap apersepsi yaitu mula-mula dikemukakan isu-isu atau masalah aktual yang ada dimasyarakat dan dapat diamati peserta didik.
2.
Tahap pembentukan konsep yaitu peserta didik membangun atau mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui observasi, eksperimen, diskusi, dan lain-lain.
3.
Tahap aplikasi konsep atau penyelesaian masalah yaitu menganalisa isu-isu atau masalah yang telah dikemukakan diawal pembelajara berdasarkan konsep yang telah dipahami sebelumnya.
4.
Tahap pemantapan konsep, yaitu guru memberikan pemantapan konsep-konsep agar tidak terjadi kesalahan pada diri pendidik.
5.
Tahap evaluasi, pada tahap ini penggunaan portofolio atau data pribadi peserta didik sangat disarankan.
Tahapanpembelajaransainsteknologimasyarakat
Implikasi model pembelajaran STM dalam
pembelajaran meliputi 4 tahapan yaitu:
1.
Apersepsi
2.
Invitasi
3.
Eksplorasi
4.
Penjelasan dan solusi
5.
Pengambilan tindakan
Tahap-tahap
pembelajaran dapat dilihat pada diagram di bawah ini :
Apersepsi
|
Invitasi
|
Eksplorasi
|
Pengambilan tindakan
|
Penjelasan dan solusi
|
Gambar: alur model pembelajaran
sains teknologi masyarakat
Tahap
invitasi, siswa didorong untuk mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep
yang dibahas. Bila perlu guru memancing dengan memberikan pertanyaan yang
problematic tentang fenomena alam yang ditemui sehari-hari dengan mengkaitkan
konsep-konsep yang dibahas. Siswa diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan,
mengikutsertakan pemahamannya tentang konsep tersebut.
Tahap
eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep
melalui pengumpulan, pengorganisasian, penginterprestasikan data dalam suatu
kegiatan yang telah dirancang guru. Secara berkelompok atau individu siswa
melakukan kegiatan dan diskusi. Secara keseluruhan, tahap ini akan memenuhi
rasa keingintahuan siswa tentang fenomena alam sekelilingnya.
Tahap
penjelasan dan solusi, saat siswa memberikan penjelasan-penjelasan solusi yang
didasarkan pada hasil observasinya ditambah dengan penguatan guru, maka siswa
dapat menyampaikan gagasan, membuat model, membuat rangkuman dan kesimpulan.
Tahap
pengambilan tindakan, siswa dapat membuat keputusan, menggunakan pengetahuan
dan keterampilan, berbagai informasi dan gagasan, mengajukan pertanyaan
lanjutan, mengajukan saran baik bagi individu maupun masyarakat yang
berhubungan dengan pemecahan masalah.
VI. Kelebihan
dan Kekurangan STM
Kelebihan dari model
STM dapat ditinjau dari segi tujuan, Pembelajaran, guru dan evaluasi.
• Segi
tujuan, yaitu:
1. Meningkatkan
tidak hanya keterampilan konsep proses sains saja tetapi juga keterampilan
inkuiri dan pemecahan masalah.
2. Menekankan
cara belajar yang baik mencangkup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
3. Menekankan
sains dalam keterpaduan antar dan dalam(intra) bidang studi.
• Segi
pembelajaran, yaitu:
1. Menekankan
keberhasilan siswa.
2. Menggunakan
berbagai strategi.
3. Menggunakan
berbagai informasi, kerja lapangan studi mandiri serta interaksi antara informasi secara formal.
• Segi
guru, yaitu:
1. Mempunyai
pandangan yang luas mengenai sains.
2. Mengajar
dengan berbagai strategi baru de dalam kelas, sehingga memahami tentang
kecakapan,dan kematangan serta latar belakang siswa.
3. Menyadarkan
guru bahwa kadang-kadang dirinya tidak selalu berfungsi sebagai sumber
informasi.
•
Segi evaluasi, yaitu:
1. Ada
hubungan antara tujuan, proses dan hasil belajar.
2. Perbedaan
antara kecakapan dan keuntungan serta latar belakang siswa juga diperhatikan.
3. Kualitas,
efisiensi serta fungsi program juga dievaluasi.
4. Guru
juga termasuk yang dievaluasi usahanya yang terus-menerus dalam membantu siswa.
Menurut Hairida
(1996:29) kelebihan penggunaan model STM dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut:
• Meningkatkan literasi sains para siswa,
meningkatkan perhatian siswa terhadap sains dan teknologi serta perhatian
terhadap interaksi antara sains, teknologi dan masyarakat.
• pemahaman yang lebih baik dalam sains.
• Meningkatkan kemampuan berpikir
kritis, bernalar logis, memecahkan masalah secara kretif.
• Peningkatan kemampuan membuat keputusan terhadap
permasalahan yang menyangkut sains, teknologi, dan masyarakat.
2.
Kelemahan Model STM
Berikut
adalah kelemahan Model STM :
• Kurangnya bahan pengajaran yang dimiliki guru,
sehingga proses pembelajaran tidak berjalan dengan lancar, disarankan kepada
para guru yang ingin merancang suatu KBM dengan model STM untuk memperluas
wawasannya dengan banyak membaca buku atau bertanya kepada nara sumber.
• Pembelajaran dengan model STM memerlukan sedikit
tambahan waktu jika dibandingkan dengan pembelajaran yang biasa. Oleh kaena itu
guru harus merinci secara cermat pembagian waktu pembelajaran agar tidak
menyita waktu untuk pokok pembahasan yang lain.
• Dibutuhkan tambahan dana untuk menerapkan model
STM dalam pembelajaran, sementara anggaran yang tersedia sangat terbatas, maka
harus dicari jalan keluarnya.
Ada beberapa hal yang dapat dijadikan
rekomendasi jika hendak menggunakan model STM yaitu :
1. Perlu
dibuat materi penunjang oleh para pakar yang tersedia sebagai booklets dan
leaflets.
2. Perlu
membiasakan berdiskusi dengan teman sejawat guru untuk mencari isu lapangan.
3. Model
STM yang ideal cukup dilaksanakan sekali dalam satu semester saja melalui topik
yang sesuai.
4. Kaitan
antara Sains, Teknologi dan Masyarakat perlu sering dikemukakan pada peserta
didik.
DAFTAR
PUSTAKA
Karli,
Hilda dan Margaretha Sri.Y (2002). Implementasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung:
Poedjiadi, A. 2005. Sains Teknologi Masyarakat (Model Pembelajaran Konstektual Bermuatan
Nilai). Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Sabar Nurohman, S.Pd.Si
Sutarno,
nano (2009). Materi dan Pembelajaran IPA
SD. Jakarta: universitas Terbuka.
UPIPRESS
http://www.masbied.com/2010/07/03/tinjauan-umum-pendekatan-sains-teknologi-masyarakat-stm/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Selamat Datang.....
Silahkan Berkomentar